LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI REPRODUKSI TERNAK
TENTANG
INSEMINASI BUATAN (IB) atau KAWIN SUNTIK PADA SAPI
OLEH
ABDIRRAHMAN
NIM : 122381044
KELAS B
D – II PETERNAKAN
AKDEMI
KOMUNITAS NEGERI SUMBAWA
POLITEKNIK
PERTANIAN NEGERI KUPANG
PDD SUMBAWA
TAHUN 2013
LEMBAR
PENGESAHAN
Laporan Praktikum
ini disusun dan diserahkan guna memenuhi salah satu syarat kelulusan mata
kuliah Teknologi Reproduksi Ternak
.
Telah disetujui / disahkan
pada hari …………..….. Tanggal ……… April 2013
MENYETUJUI :
Dosen Pengasuh I
RIDWAN, S.Pt
|
|
Dosen Pengasuh II
NINING LESTARI, S.Pt
|
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Peternakan merupakan lahan yang strategis bagi
masyarakat Indonesia apabila kita mau untuk mengembangkannya karena iklim di Indonesia
sangatlah mendukung bagi berkembangnya sector peternakan. Iklim Indonesia yang
tropis memungkinkan sebagian ternak bisa berkembang dengan baik karena biasanya
ternak tidak terlalu butuh adaptasi yang panjang untuk hidup, karena perbedaan
iklimnya tidak terlalu besar. Oleh karena itu untuk menghasilkan hewan ternak
yang unggul, maka dibutuhkan pengetahuan tentang reproduksi ternak itu,
karena reproduksi ternak akan berhubungan dengan perbaikan genetis dari ternak
itu. Seperti kita tahu bahwa era globalisasi menuntut para peternak untuk mampu
bersaing, jangan malah semakin tenggelam oleh bidang lain. Dan untuk dapat bardaya
saing maka teknologi kawin silang atau disebut Inseminasi Buatan (IB) perlu
diketahui dan menjadi sangat penting untuk dipelajari guna mengahasilkan ternak
yang berkwalitas tinggi.
b.
Tujuan dan kegunaan
Tujuan
o
Memperbaiki mutu genetika ternak;
o
Tidak mengharuskan pejantan unggul
untuk dibawa ketempat yang dibutuhkan sehingga mengurangi biaya;
o
Mengoptimalkan penggunaan bibit
pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama;
o
Meningkatkan angka kelahiran dengan
cepat dan teratur;
o
Mencegah penularan / penyebaran
penyakit kelamin.
Kegunaan
o
Menghemat biaya pemeliharaan ternak
jantan;
o
Dapat mengatur jarak kelahiran ternak
dengan baik;
o
Mencegah terjadinya kawin sedarah
pada sapi betina (inbreeding);
o
Dengan peralatan dan teknologi yang
baik sperma dapat simpan dalam jangka
waktu yang lama;
o
Semen beku masih dapat dipakai
untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati;
o
Menghindari kecelakaan yang sering
terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan terlalu besar;
o
Menghindari ternak dari penularan
penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan hubungan kelamin.
c.
Alat Dan Bahan
Alat :
1.
Straw
Straw berisi semen beku. Straw tersebut mempunyai dua sumbat, yaitu :
factory plug atau sumbat pabrik, yaitu bagian ujung straw didalamnya terdapat kapas yang berfungsi untuk mendorong semen pada saat dideposisikan.
laboratory plug atau sumbat laboratorium, tempat straw tersebut di produksi. Bagian ini akan digunting setelah straw dimasukkan kedalam insemination gun kurang lebih 0,5 cm.
Straw berisi semen beku. Straw tersebut mempunyai dua sumbat, yaitu :
factory plug atau sumbat pabrik, yaitu bagian ujung straw didalamnya terdapat kapas yang berfungsi untuk mendorong semen pada saat dideposisikan.
laboratory plug atau sumbat laboratorium, tempat straw tersebut di produksi. Bagian ini akan digunting setelah straw dimasukkan kedalam insemination gun kurang lebih 0,5 cm.
2.
Insemination Gun
Menurut Toelihere (1993), insemination gun terdiri dari sebatang pipa besi dengan alat penjepit luar dan penghalang di bagian ujung dalam, ada sebatang besi yang dapat dimasukkan dan lebih panjang daripada pipa besi dan selubung plastik steril (plastic sheat) yang menutupi lubang batang pipa besi.
Menurut Toelihere (1993), insemination gun terdiri dari sebatang pipa besi dengan alat penjepit luar dan penghalang di bagian ujung dalam, ada sebatang besi yang dapat dimasukkan dan lebih panjang daripada pipa besi dan selubung plastik steril (plastic sheat) yang menutupi lubang batang pipa besi.
3. Plastic Sheat dan
Plastic Gloves
Plastic Sheat merupakan selubung plastik steril yang digunakan untuk membungkus insemination gun, agar tidak kotor waktu dimasukkan ke dalam vulva sampai pada posisi deposisi semen juga sebagai penahan straw agar tidak lepas dari insemination gun sewaktu insenminasi dilaksanakan.
Plastic Sheat merupakan selubung plastik steril yang digunakan untuk membungkus insemination gun, agar tidak kotor waktu dimasukkan ke dalam vulva sampai pada posisi deposisi semen juga sebagai penahan straw agar tidak lepas dari insemination gun sewaktu insenminasi dilaksanakan.
4.
Plastic Gloves merupakan sarung tangan plastik yang
digunakan untuk membungkus tangan pada waktu palpasi rektal agar tangan tidak
terkena kotoran sapi.
5.
Pinset dan Gunting
Pinset digunakan untuk mengambil straw dari termos lapang, sedangkan gunting digunakan untuk memotong ujung factory plug pada straw.
Pinset digunakan untuk mengambil straw dari termos lapang, sedangkan gunting digunakan untuk memotong ujung factory plug pada straw.
Bahan :
1. Sapi Betina sedang Birahi
d.
Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 13 April
2013 pukul 14.00 s/d pukul 16.00 di Sub Kampus SMK N 1 Plampang AKNS PDD
Politeknik Pertanian Kupang.
TINJAUAN PUSTAKA
Organ Reproduksi Sapi Betina
Organ reproduksi betina, organ reproduksi primer, ovaria, menghasilkan
ovarium dan hormon-hormon kelamin betina. Organ-organ sekunder atau
saluran reproduksi terdiri dari tuba fallopi (oviduct), uterus, cervix, vagina dan vulva. (Dellman,
1992).Secara anatomik alat reproduksi betina terdiri dari gonad atau ovarium,
saluran-saluran reproduksi, dan alat kelamin luar (Partodiharjo,1992).
1.
Ovarium
Ovarium pada sapi berbentuk bulat telur. Ukurannya relatif kecil dibanding
dengan besar tubuhnya. Ukurannya adalah panjang 2 sampai 3 cm, lebar 1 sampai 2
cm, tebal 1 sampai 2 cm, dan beratnya berkisar antara 15 sampai 19 gram.
Ovarium digantung oleh alat penggantung mesovarium dan ligamentum utero ovarika
(Hardjopranjoto, 1995). Ovarium tertinggal di dalam cavum abdominalis.
Ovarium mempunyai dua fungsi, sebagai organ eksokrin yang menghasilkan sel
telur atau ovum dan sebagai organ endokrin yang mensekresikan hormon kelamin
betina estrogen dan progesterone (Santoso, 2009).
2.
Oviduct
Oviduct merupakan bagian yang berperan penting dalam
peristiwa kopulasi saat proses reproduksi. Oviduct terdapat
sepasang (kiri dan kanan) dan merupakan saluran kecil berkelok-kelok membentang
dari depan ovarium berlanjut ke tanduk uterus. Oviduct sendiri
terdiri dari tiga bagian yaitu infundibulum, ampula, dan isthmus.
Pada masing-masing bagian memiliki keunikan tersendiri, seperti misalnya bagian
infundibulum, bagian ujung infundibulum terdapat jumbai-jumbai yang
disebut fimbria. Bagian isthmus dengan ampuladibatasi
oleh suatu ampulari ismic junction yang berperan dalam
pembuahan, sedangkan batas antara isthmus dengan uterus
adalah uteri tubal junction.(Hafez, 1993)7
Ampula bagian cauda merupakan tempat terjadinya pembuahan.
Dalam ampulaaktivitas silia merupakan kekuatan utama untuk
menggerakkan ovum kearah isthmus, tetapi pada beberapa
spesies kontraksi otot juga berperan. Meskipun spermatozoa berkembang dalam
saluran reproduksi jantan, kemampuan membuahi pada hewan piaraan hanya dapat
dicapai setelah kapasitasi dalam tuba uterina (Dellman dan Brown, 1992).
Pembuahan yaitu persatuan antara sel telur dan sperma, terjadi disepertiga
bagian atas dari oviduct (Blakely dan Bade, 1991).
3.
Uterus
Uterus merupakan bagian saluran
alat kelamin betina yang berbentuk buluh, berurat daging licin, untuk menerima
ova yang telah dibuahi atau embrio dari tuba falopii (Hardjopranjoto, 1995).
Uterus merupakan tempat implantasi konseptus (zigot yang telah berkembang menjadi
embrio) (Dellman dan Brown, 1992). Fungsi uterus adalah sebagai jalannya sperma
pada saat kopulasi dan motilitas (pergerakan) sperma ke tuba falopii dibantu
dengan kerja yang sifatnya kontraktil. Uterus juga berperan besra dalam
mendorong fetus serta membrannya pada saat kelahiran (Hunter, 1995).
Panjang corpus
uteri berkisar antara 2 sampai 4 cm, sedangkan panjang cornua
uteriberkisar 35 sampai 40 cm (Frandson, 1992). Dinding uterus terdiri
dari tiga lapis yaitu 1)endometrium, 2) tunica
muscularis atau miometrium, 3) tunica
serosa atau perimetrium. Pada ruminansia,
terdapat endometrim dengan penebalan terbatas, disebut karankula.
Karankula ini banyak mengandung fibroblast dan vasikularisasinya
ekstensif (Dellman dan Brown, 1992).Karankula adalah tonjolan-tonjolan
yang menyerupai bentuk cendawan dari permukaan dalam uterus ruminansia yang
merupakan tempat perlekatan membran fetus (Frandson, 1992).
Miometrium merupakan lapisan di bawah endometrium, terdiri dari
urat daging licin melingkar (sirkuler) kuat disebelah dalam dan yang memanjang
(longitudinal) disebelah luar. Antara endometrium dan miometrium ada
lapisan vascular, yang banyak ditemukan pembuluh darah kapiler. Lapisan perimetrium atau
lapisan serosa adalah lapisan terluar dari dinding uterus
(Hardjopranjoto, 1995).
4.
Serviks
Serviks merupakan
suatu struktur yang mempunyai sfingter (sphincter) yang
memisahkan rongga uterin dengan rongga vagina. Fungsi pokok serviks adalah
untuk menutup uterus guna melindungi masuknya invasi bakteri maupun masuknya bahan-bahan
asing.Sfingter itu tetap dalam keadaan tertutup kecuali pada saat
kelahiran (Hardjopranjoto, 1995)
Selama birahi dan kopulasi,
serviks berperan sebagai jalan masuknya sperma. Jika kemudian terjadi kebuntingan, saluran uterin itu tetutup dengan sempurna
guna melindungi fetus. Beberapa saat sebelum kelahiran, pintu itu mulai
terbuka, serviks mengembang, hingga fetus dan membran dapat
melaluinya pada saat kelahiran (Hardjopranjoto, 1995).
Serviks pada
sapi panjangnya antara 5 sampai 10 cm mempunyai diameter antara 2 sampai
6,5 cm. Pada bagian depan terdapat mulut sebelah dalam (orificium uteri
internum) bagian belakangnya terdapat mulut sebelah luar (orificium
uteri eksterna) atau sering disebut juga disebut sebagai mulut
vagina (orificium vaginae) (Hardjopranjoto, 1995).
5.
Vagina
Vagina adalah bagian saluran peranakan yang terletak di dalam pelvis
di antara uterus (arah kranial) dan vulva (kaudal). Vagina juga berperan
sebagai selaput yang menerima penis dari hewan jantan pada saat kopulasi (Frandson,
1992). Vagina merupakan buluh berotot yang menjulur dari serviks sampai
vestibulum (Dellman dan Brown, 1992).
6.
Vulva
Organ reproduksi bagian luar hewan betina terdiri atas vulva dan klistoris.
Vulva terdiri dari atas Labia mayora dan labia minora. Labia
mayora berwarna hitam dan tertutupi oleh rambut. Labia mayora merupakan
bagian terluar dari vulva. Sedangkan bagian dalam vulva yang tidak terdapat
rambut yaitu labia minora. (Bearden and Fuquay, 1997).
7.
Klitoris
Alat reproduksi bagian luar terdapat banyak ujung syaraf perasa. Syaraf
perasa memegang peranan penting pada waktu kopulasi. Klitoris terdiri dari
korpora kavernosa klitoridis yang bersifat erektil, glans klitoridis yang
rudimenter dan praeputium klitoridis. (Dellmann, 1992)
PEMBAHASAN
a.
Deteksi Birahi
Deteksi birahi yang tepat adalah
kunci utama keberhasilan Inseminasi Buatan, selanjutnya adalah kecepatan dan
ketepatan pelayanan Inseminasi Buatan itu sendiri dilaksanakan.
Keterlambatan pelayanan Inseminasi
Buatan (IB) akan berakibat pada kerugian waktu yang cukup lama. Jarak antara
satu birahi ke birahi selanjutnya adalah kira-kira 21 hari sehingga bila satu
birahi terlewati maka kita masih harus menunggu 21 hari lagi untuk melaksanakan
Inseminasi Buatan (IB) selanjutnya. Kegagalan kebuntingan setelah pelaksanaan
Inseminasi Buatan (IB) juga akan berakibat pada terbuangnya waktu percuma,
selain kerugian materiil dan immateriil karena terbuangnya semen cair dan alat
pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB)
Tanda - tanda birahi pada sapi betina adalah :
1.
Ternak gelisah
2.
Sering berteriak
3.
Suka menaiki dan dinaiki sesamanya
4.
Vulva : bengkak, berwarna merah, bila diraba terasa
hangat,
5.
Dari vulva keluar lendir yang bening dan tidak
berwarna
6.
Nafsu makan berkurang
Gejala - gejala birahi ini memang
harus diperhatikan minimal 2 kali sehari oleh pemilik ternak. Jika tanda-tanda
birahi sudah muncul maka pemilik ternak tersebut tidak boleh menunda laporan
kepada petugas inseminator agar sapinya masih dapat memperoleh pelayanan
Inseminasi Buatan (IB) tepat pada waktunya. Sapi dara umumnya lebih menunjukkan
gejala yang jelas dibandingkan dengan sapi yang telah beranak.
b.
Waktu melakukan Inseminasi Buatan (IB)
Pada waktu di Inseminasi Buatan (IB)
ternak harus dalam keadaan birahi, karena pada saat itu liang leher rahim
(servix) pada posisi yang terbuka.
Menurut (Foote, 1999) waktu yang tepat pelaksanaan
IB adalah 5 sampai 14 jam setelah tanda-tanda estrus muncul. Pelaksanaan IB
pada waktu tersebut akan menghasilkan angka konsepsi yang tinggi. Lebih lanjut
Anderson (2004), menyatakan bahwa estrus merupakan waktu ternak betina menerima
kehadiran pejantan dan umumnya berlangsung 14 sampai 18 jam.
Kemungkinan terjadinya konsepsi
(kebuntingan) bila diinseminasi pada periode-periode tertentu dari birahi telah
dihitung oleh para ahli, perkiraannya adalah :
·
permulaan birahi : 44%
·
pertengahan birahi : 82%
·
akhir birahi : 75%
·
6 jam sesudah birahi : 62,5%
·
12 jam sesudah birahi : 32,5%
·
18 jam sesudah birahi : 28%
·
24 jam sesudah birahi : 12%
c.
Langkah kerja melakukan
Inseminasi Buatan (IB)
a.
Sebelum melaksanakan prosedur
Inseminasi Buatan (IB) maka semen harus dicairkan (thawing) terlebih
dahulu dengan mengeluarkan semen beku dari nitrogen cair dan memasukkannya
dalam air hangat atau meletakkannya dibawah air yang mengalir. Suhu untuk
thawing yang baik adalah 37oC. Jadi semen/straw tersebut dimasukkan dalam air
dengan suhu badan 37 oC, selama 7-18 detik.
b.
Setelah dithawing, straw dikeluarkan
dari air kemudian dikeringkan dengan tissue.
c.
Kemudian straw dimasukkan dalam gun,
dan ujung yang mencuat dipotong dengan menggunakan gunting bersih
d.
Setelah itu Plastic sheath
dimasukkan pada gun yang sudah berisi semen beku/straw
e.
Sapi dipersiapkan (dimasukkan) dalam
kandang jepit, dan diikat sesuai
keperluan untuk mempermudah pengerjaan Inseminasi Buatan.
f.
Petugas Inseminasi Buatan (IB)
memakai sarung tangan (glove) pada tangan yang akan dimasukkan ke dalam rektum
g.
Tangan petugas Inseminasi Buatan (IB) dimasukkan ke
rektum, hingga dapat menjangkau dan memegang leher rahim (servix), apabila dalam
rektum banyak kotoran harus
dikeluarkan lebih dahulu. Selanjutnuya
dengan perlahan untuk mencari cervix. Setelah
cervix ditemukan, lalu dipegang tangan kiri
h.
Insemination
gun yang telah terisi semen dimasukkan
kedalam vulva dengan arah miring keatas kurang lebih 40ยบ, selanjutnya tangan
kiri membantu ujung insemination gun memasuki lumen cervix sampai pangkal
corpus uteri (posisi 4). Semen dideposisikan secara pelan-pelan kurang lebih
0,5cm dari ujung cervix atau pada pangkal corpus uteri (posisi 4). Setelah semua prosedur tersebut dilaksanakan maka keluarkanlah gun dari
uterus dan servix dengan perlahan-lahan sembari dipijat-pijat dengan
lembut.
KESIMPULAN DAN
SARAN
Kesimpulan
Dengan
adanya teknologi Inseminasi Buatan terdapat banyak sekali Keuntuangan yang
dirasakan oleh peternak diantaranya :
1.
Menghemat biaya pemeliharaan ternak
jantan;
2.
Dapat mengatur jarak kelahiran
ternak dengan baik;
3.
Mencegah terjadinya kawin sedarah
pada sapi betina (inbreeding);
4.
Dengan peralatan dan teknologi yang
baik spermatozoa dapat simpan dalam jangka waktu yang lama;
5.
Semen beku masih dapat dipakai untuk
beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati;
6.
Menghindari kecelakaan yang sering
terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan terlalu besar;
7.
Menghindari ternak dari penularan
penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan hubungan kelamin.
Saran
Salah satu cara yang sederhana dan
murah untuk membantu petani untuk mendeteksi birahi, adalah dengan memberi cat
diatas ekor, bila sapi betina minta kawin (birahi) cat akan kotor / pudar /
menghilang karena gesekan akibat dinaiki oleh betina yang lain.
Dalam
melakukan Inseminasi buatan harus dilakukan dengan hati-hati. Disarankan kepada
teman-teman yang belum ahli supaya jangan melakukan IB karena akan merusak
organ reproduksi ternak, yang
mengakibatkan sapi mandul permanen.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan