Jumaat, 24 Mei 2013

Laporan Praktikum Inseminasi Buatan



LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI REPRODUKSI TERNAK

TENTANG

INSEMINASI BUATAN (IB) atau KAWIN SUNTIK PADA SAPI





OLEH

ABDIRRAHMAN
NIM : 122381044
KELAS B


D – II PETERNAKAN
AKDEMI KOMUNITAS NEGERI SUMBAWA
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG
PDD SUMBAWA


TAHUN 2013
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum  ini disusun dan diserahkan guna memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Teknologi Reproduksi Ternak
.

Telah disetujui / disahkan pada hari …………..….. Tanggal ……… April 2013




MENYETUJUI :

Dosen Pengasuh I





RIDWAN, S.Pt

Dosen Pengasuh II





NINING LESTARI, S.Pt







                                                                                                                                                                    



PENDAHULUAN

a.       Latar Belakang

Peternakan merupakan lahan yang strategis bagi masyarakat Indonesia apabila kita mau untuk mengembangkannya karena iklim di Indonesia sangatlah mendukung bagi berkembangnya sector peternakan. Iklim Indonesia yang tropis memungkinkan sebagian ternak bisa berkembang dengan baik karena biasanya ternak tidak terlalu butuh adaptasi yang panjang untuk hidup, karena perbedaan iklimnya tidak terlalu besar. Oleh karena itu untuk menghasilkan hewan ternak yang unggul, maka dibutuhkan pengetahuan tentang reproduksi  ternak itu, karena reproduksi ternak akan berhubungan dengan perbaikan genetis dari ternak itu. Seperti kita tahu bahwa era globalisasi menuntut para peternak untuk mampu bersaing, jangan malah semakin tenggelam oleh bidang lain. Dan untuk dapat bardaya saing maka teknologi kawin silang atau disebut Inseminasi Buatan (IB) perlu diketahui dan menjadi sangat penting untuk dipelajari guna mengahasilkan ternak yang berkwalitas tinggi.

b.      Tujuan dan kegunaan
Tujuan
o   Memperbaiki mutu genetika ternak;
o   Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang dibutuhkan sehingga mengurangi biaya;
o   Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama;
o   Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur;
o   Mencegah penularan / penyebaran penyakit kelamin.
Kegunaan
o   Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan;
o   Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik;
o   Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding);
o   Dengan peralatan  dan  teknologi yang baik sperma dapat simpan dalam  jangka waktu yang  lama;
o   Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati;
o   Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan terlalu besar;
o   Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan hubungan kelamin.
c.      Alat Dan Bahan
Alat :
1.    Straw
Straw berisi semen beku. Straw tersebut mempunyai dua sumbat, yaitu :
factory plug atau sumbat pabrik, yaitu bagian ujung straw didalamnya terdapat kapas yang berfungsi untuk mendorong semen pada saat dideposisikan.
laboratory plug atau sumbat laboratorium, tempat straw tersebut di produksi. Bagian ini akan digunting setelah straw dimasukkan kedalam insemination gun kurang lebih 0,5 cm.
2.    Insemination Gun
Menurut Toelihere (1993), insemination gun terdiri dari sebatang pipa besi dengan alat penjepit luar dan penghalang di bagian ujung dalam, ada sebatang besi yang dapat dimasukkan dan lebih panjang daripada pipa besi dan selubung plastik steril (plastic sheat) yang menutupi lubang batang pipa besi.
3.    Plastic Sheat dan Plastic Gloves
Plastic Sheat merupakan selubung plastik steril yang digunakan untuk membungkus insemination gun, agar tidak kotor waktu dimasukkan ke dalam vulva sampai pada posisi deposisi semen juga sebagai penahan straw agar tidak lepas dari insemination gun sewaktu insenminasi dilaksanakan.
4.    Plastic Gloves merupakan sarung tangan plastik yang digunakan untuk membungkus tangan pada waktu palpasi rektal agar tangan tidak terkena kotoran sapi.
5.    Pinset dan Gunting
Pinset digunakan untuk mengambil straw dari termos lapang, sedangkan gunting digunakan untuk memotong ujung factory plug pada straw.
Bahan :
1.      Sapi Betina sedang Birahi

d.      Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 13 April 2013 pukul 14.00 s/d pukul 16.00 di Sub Kampus SMK N 1 Plampang AKNS PDD Politeknik Pertanian Kupang.

TINJAUAN PUSTAKA

Organ Reproduksi Sapi Betina
Organ reproduksi betina, organ reproduksi primer, ovaria, menghasilkan ovarium dan hormon-hormon kelamin betina. Organ-organ sekunder  atau saluran reproduksi terdiri dari tuba fallopi (oviduct), uterus, cervix, vagina dan vulva. (Dellman, 1992).Secara anatomik alat reproduksi betina terdiri dari gonad atau ovarium, saluran-saluran reproduksi, dan alat kelamin luar (Partodiharjo,1992).
1.      Ovarium
Ovarium pada sapi berbentuk bulat telur. Ukurannya relatif kecil dibanding dengan besar tubuhnya. Ukurannya adalah panjang 2 sampai 3 cm, lebar 1 sampai 2 cm, tebal 1 sampai 2 cm, dan beratnya berkisar antara 15 sampai 19 gram. Ovarium digantung oleh alat penggantung mesovarium dan ligamentum utero ovarika (Hardjopranjoto, 1995). Ovarium tertinggal di dalam cavum abdominalis. Ovarium mempunyai dua fungsi, sebagai organ eksokrin yang menghasilkan sel telur atau ovum dan sebagai organ endokrin yang mensekresikan hormon kelamin betina estrogen dan progesterone (Santoso, 2009).
2.      Oviduct
Oviduct merupakan bagian yang berperan penting dalam peristiwa kopulasi saat proses reproduksi. Oviduct terdapat sepasang (kiri dan kanan) dan merupakan saluran kecil berkelok-kelok membentang dari depan ovarium berlanjut ke tanduk uterus. Oviduct sendiri terdiri dari tiga bagian yaitu infundibulum, ampula, dan isthmus. Pada masing-masing bagian memiliki keunikan tersendiri, seperti misalnya bagian infundibulum, bagian ujung infundibulum terdapat jumbai-jumbai yang disebut fimbria. Bagian isthmus dengan ampuladibatasi oleh suatu ampulari ismic junction yang berperan dalam pembuahan, sedangkan batas antara isthmus dengan uterus adalah uteri tubal junction.(Hafez, 1993)7
Ampula bagian cauda merupakan tempat terjadinya pembuahan. Dalam ampulaaktivitas silia merupakan kekuatan utama untuk menggerakkan ovum kearah isthmus, tetapi  pada beberapa spesies kontraksi otot juga berperan. Meskipun spermatozoa berkembang dalam saluran reproduksi jantan, kemampuan membuahi pada hewan piaraan hanya dapat dicapai setelah kapasitasi dalam tuba uterina (Dellman dan Brown, 1992). Pembuahan yaitu persatuan antara sel telur dan sperma, terjadi disepertiga bagian atas dari oviduct (Blakely dan Bade, 1991).
3.      Uterus
Uterus merupakan bagian saluran alat kelamin betina yang berbentuk buluh, berurat daging licin, untuk menerima ova yang telah dibuahi atau embrio dari tuba falopii (Hardjopranjoto, 1995). Uterus merupakan tempat implantasi konseptus (zigot yang telah berkembang menjadi embrio) (Dellman dan Brown, 1992). Fungsi uterus adalah sebagai jalannya sperma pada saat kopulasi dan motilitas (pergerakan) sperma ke tuba falopii dibantu dengan kerja yang sifatnya kontraktil. Uterus juga berperan besra dalam mendorong fetus serta membrannya pada saat kelahiran (Hunter, 1995).
Panjang corpus uteri berkisar antara 2 sampai 4 cm, sedangkan panjang cornua uteriberkisar 35 sampai 40 cm (Frandson, 1992). Dinding uterus terdiri dari tiga lapis yaitu 1)endometrium, 2) tunica muscularis atau miometrium, 3) tunica serosa atau perimetrium. Pada ruminansia, terdapat endometrim dengan penebalan terbatas, disebut karankula. Karankula ini banyak mengandung fibroblast dan vasikularisasinya ekstensif (Dellman dan Brown, 1992).Karankula adalah tonjolan-tonjolan yang menyerupai bentuk cendawan dari permukaan dalam uterus ruminansia yang merupakan tempat perlekatan membran fetus (Frandson, 1992).
Miometrium merupakan lapisan di bawah endometrium, terdiri dari urat daging licin melingkar (sirkuler) kuat disebelah dalam dan yang memanjang (longitudinal) disebelah luar. Antara endometrium dan miometrium ada lapisan vascular, yang banyak ditemukan pembuluh darah kapiler. Lapisan perimetrium atau lapisan serosa adalah lapisan terluar dari dinding uterus (Hardjopranjoto, 1995).


4.      Serviks
Serviks merupakan suatu struktur yang mempunyai sfingter (sphincter) yang memisahkan rongga uterin dengan rongga vagina. Fungsi pokok serviks adalah untuk menutup uterus guna melindungi masuknya invasi bakteri maupun masuknya bahan-bahan asing.Sfingter itu tetap dalam keadaan tertutup kecuali pada saat kelahiran (Hardjopranjoto, 1995)
 Selama birahi dan kopulasi, serviks berperan sebagai jalan masuknya sperma. Jika kemudian terjadi kebuntingan, saluran uterin itu tetutup dengan sempurna guna melindungi fetus. Beberapa saat sebelum kelahiran, pintu itu mulai terbuka, serviks mengembang, hingga fetus dan membran dapat melaluinya pada saat kelahiran (Hardjopranjoto, 1995).
 Serviks pada sapi panjangnya antara 5 sampai 10 cm mempunyai diameter  antara 2 sampai 6,5 cm. Pada bagian depan terdapat mulut sebelah dalam (orificium uteri internum) bagian belakangnya terdapat mulut sebelah luar (orificium uteri eksterna) atau sering disebut juga disebut sebagai mulut vagina (orificium vaginae) (Hardjopranjoto, 1995).
5.      Vagina
Vagina adalah bagian saluran peranakan yang terletak di dalam pelvis di antara uterus (arah kranial) dan vulva (kaudal). Vagina juga berperan sebagai selaput yang menerima penis dari hewan jantan pada saat kopulasi (Frandson, 1992). Vagina merupakan buluh berotot yang menjulur dari serviks sampai vestibulum (Dellman dan Brown, 1992).
6.      Vulva
Organ reproduksi bagian luar hewan betina terdiri atas vulva dan klistoris. Vulva terdiri dari atas Labia mayora dan labia minoraLabia mayora berwarna hitam dan tertutupi oleh rambut. Labia mayora merupakan bagian terluar dari vulva. Sedangkan bagian dalam vulva yang tidak terdapat rambut yaitu labia minora.  (Bearden and Fuquay, 1997).
7.      Klitoris
Alat reproduksi bagian luar terdapat banyak ujung syaraf perasa. Syaraf perasa memegang peranan penting pada waktu kopulasi. Klitoris terdiri dari korpora kavernosa klitoridis yang bersifat erektil, glans klitoridis yang rudimenter dan praeputium klitoridis. (Dellmann, 1992)



PEMBAHASAN

a.      Deteksi Birahi
Deteksi birahi yang tepat adalah kunci utama keberhasilan Inseminasi Buatan, selanjutnya adalah kecepatan dan ketepatan pelayanan Inseminasi Buatan itu sendiri dilaksanakan.
Keterlambatan pelayanan Inseminasi Buatan (IB) akan berakibat pada kerugian waktu yang cukup lama. Jarak antara satu birahi ke birahi selanjutnya adalah kira-kira 21 hari sehingga bila satu birahi terlewati maka kita masih harus menunggu 21 hari lagi untuk melaksanakan Inseminasi Buatan (IB) selanjutnya. Kegagalan kebuntingan setelah pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) juga akan berakibat pada terbuangnya waktu percuma, selain kerugian materiil dan immateriil karena terbuangnya semen cair dan alat pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB)
Tanda - tanda birahi pada sapi betina adalah :
1.         Ternak gelisah
2.         Sering berteriak
3.         Suka menaiki dan dinaiki sesamanya
4.         Vulva : bengkak, berwarna merah, bila diraba terasa hangat,
5.         Dari vulva keluar lendir yang bening dan tidak berwarna
6.         Nafsu makan berkurang
Gejala - gejala birahi ini memang harus diperhatikan minimal 2 kali sehari oleh pemilik ternak. Jika tanda-tanda birahi sudah muncul maka pemilik ternak tersebut tidak boleh menunda laporan kepada petugas inseminator agar sapinya masih dapat memperoleh pelayanan Inseminasi Buatan (IB) tepat pada waktunya. Sapi dara umumnya lebih menunjukkan gejala yang jelas dibandingkan dengan sapi yang telah beranak.

b.      Waktu melakukan Inseminasi Buatan (IB)
Pada waktu di Inseminasi Buatan (IB) ternak harus dalam keadaan birahi, karena pada saat itu liang leher rahim (servix) pada posisi yang terbuka. Menurut (Foote, 1999) waktu yang tepat pelaksanaan IB adalah 5 sampai 14 jam setelah tanda-tanda estrus muncul. Pelaksanaan IB pada waktu tersebut akan menghasilkan angka konsepsi yang tinggi. Lebih lanjut Anderson (2004), menyatakan bahwa estrus merupakan waktu ternak betina menerima kehadiran pejantan dan umumnya berlangsung 14 sampai 18 jam.

Kemungkinan terjadinya konsepsi (kebuntingan) bila diinseminasi pada periode-periode tertentu dari birahi telah dihitung oleh para ahli, perkiraannya adalah :
·      permulaan birahi : 44%
·      pertengahan birahi : 82%
·      akhir birahi : 75%
·      6 jam sesudah birahi : 62,5%
·      12 jam sesudah birahi : 32,5%
·      18 jam sesudah birahi : 28%
·      24 jam sesudah birahi : 12

c.      Langkah kerja melakukan Inseminasi Buatan (IB)


a.       Sebelum melaksanakan prosedur Inseminasi Buatan (IB)  maka semen harus dicairkan (thawing) terlebih dahulu dengan mengeluarkan semen beku dari nitrogen cair dan memasukkannya dalam air hangat atau meletakkannya dibawah air yang mengalir. Suhu untuk thawing yang baik adalah 37oC. Jadi semen/straw tersebut dimasukkan dalam air dengan suhu badan 37 oC, selama 7-18 detik.
b.      Setelah dithawing, straw dikeluarkan dari air kemudian dikeringkan dengan tissue.
c.       Kemudian straw dimasukkan dalam gun, dan ujung yang mencuat dipotong dengan menggunakan gunting bersih
d.      Setelah itu Plastic sheath dimasukkan pada gun yang sudah berisi semen beku/straw
e.       Sapi dipersiapkan (dimasukkan) dalam kandang jepit, dan diikat sesuai keperluan untuk mempermudah pengerjaan Inseminasi Buatan.
f.       Petugas Inseminasi Buatan (IB)  memakai sarung tangan (glove) pada tangan yang akan dimasukkan ke dalam rektum
g.      Tangan petugas Inseminasi Buatan (IB) dimasukkan ke rektum, hingga dapat menjangkau dan memegang leher rahim (servix), apabila dalam rektum banyak kotoran  harus dikeluarkan lebih dahulu. Selanjutnuya dengan perlahan untuk mencari cervix. Setelah cervix ditemukan, lalu dipegang tangan kiri
h.      Insemination gun yang telah terisi semen  dimasukkan kedalam vulva dengan arah miring keatas kurang lebih 40ยบ, selanjutnya tangan kiri membantu ujung insemination gun memasuki lumen cervix sampai pangkal corpus uteri (posisi 4). Semen dideposisikan secara pelan-pelan kurang lebih 0,5cm dari ujung cervix atau pada pangkal corpus uteri (posisi 4). Setelah semua prosedur tersebut dilaksanakan maka keluarkanlah gun dari uterus dan servix dengan perlahan-lahan sembari dipijat-pijat dengan lembut.







KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Dengan adanya teknologi Inseminasi Buatan terdapat banyak sekali Keuntuangan yang dirasakan oleh peternak diantaranya :
1.      Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan;
2.      Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik;
3.      Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding);
4.      Dengan peralatan dan teknologi yang baik spermatozoa dapat simpan dalam jangka waktu yang lama;
5.      Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati;
6.      Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan terlalu besar;
7.      Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan hubungan kelamin.

Saran
Salah satu cara yang sederhana dan murah untuk membantu petani untuk mendeteksi birahi, adalah dengan memberi cat diatas ekor, bila sapi betina minta kawin (birahi) cat akan kotor / pudar / menghilang karena gesekan akibat dinaiki oleh betina yang lain.
Dalam melakukan Inseminasi buatan harus dilakukan dengan hati-hati. Disarankan kepada teman-teman yang belum ahli supaya jangan melakukan IB karena akan merusak organ reproduksi  ternak, yang mengakibatkan sapi mandul permanen.


LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI REPRODUKSI TERNAK

TENTANG

INSEMINASI BUATAN (IB) atau KAWIN SUNTIK PADA SAPI





OLEH

ABDIRRAHMAN
NIM : 122381044
KELAS B


D – II PETERNAKAN
AKDEMI KOMUNITAS NEGERI SUMBAWA
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI KUPANG
PDD SUMBAWA


TAHUN 2013
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Praktikum  ini disusun dan diserahkan guna memenuhi salah satu syarat kelulusan mata kuliah Teknologi Reproduksi Ternak
.

Telah disetujui / disahkan pada hari …………..….. Tanggal ……… April 2013




MENYETUJUI :

Dosen Pengasuh I





RIDWAN, S.Pt

Dosen Pengasuh II





NINING LESTARI, S.Pt







                                                                                                                                                                    



PENDAHULUAN

a.       Latar Belakang

Peternakan merupakan lahan yang strategis bagi masyarakat Indonesia apabila kita mau untuk mengembangkannya karena iklim di Indonesia sangatlah mendukung bagi berkembangnya sector peternakan. Iklim Indonesia yang tropis memungkinkan sebagian ternak bisa berkembang dengan baik karena biasanya ternak tidak terlalu butuh adaptasi yang panjang untuk hidup, karena perbedaan iklimnya tidak terlalu besar. Oleh karena itu untuk menghasilkan hewan ternak yang unggul, maka dibutuhkan pengetahuan tentang reproduksi  ternak itu, karena reproduksi ternak akan berhubungan dengan perbaikan genetis dari ternak itu. Seperti kita tahu bahwa era globalisasi menuntut para peternak untuk mampu bersaing, jangan malah semakin tenggelam oleh bidang lain. Dan untuk dapat bardaya saing maka teknologi kawin silang atau disebut Inseminasi Buatan (IB) perlu diketahui dan menjadi sangat penting untuk dipelajari guna mengahasilkan ternak yang berkwalitas tinggi.

b.      Tujuan dan kegunaan
Tujuan
o   Memperbaiki mutu genetika ternak;
o   Tidak mengharuskan pejantan unggul untuk dibawa ketempat yang dibutuhkan sehingga mengurangi biaya;
o   Mengoptimalkan penggunaan bibit pejantan unggul secara lebih luas dalam jangka waktu yang lebih lama;
o   Meningkatkan angka kelahiran dengan cepat dan teratur;
o   Mencegah penularan / penyebaran penyakit kelamin.
Kegunaan
o   Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan;
o   Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik;
o   Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding);
o   Dengan peralatan  dan  teknologi yang baik sperma dapat simpan dalam  jangka waktu yang  lama;
o   Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati;
o   Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan terlalu besar;
o   Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan hubungan kelamin.
c.      Alat Dan Bahan
Alat :
1.    Straw
Straw berisi semen beku. Straw tersebut mempunyai dua sumbat, yaitu :
factory plug atau sumbat pabrik, yaitu bagian ujung straw didalamnya terdapat kapas yang berfungsi untuk mendorong semen pada saat dideposisikan.
laboratory plug atau sumbat laboratorium, tempat straw tersebut di produksi. Bagian ini akan digunting setelah straw dimasukkan kedalam insemination gun kurang lebih 0,5 cm.
2.    Insemination Gun
Menurut Toelihere (1993), insemination gun terdiri dari sebatang pipa besi dengan alat penjepit luar dan penghalang di bagian ujung dalam, ada sebatang besi yang dapat dimasukkan dan lebih panjang daripada pipa besi dan selubung plastik steril (plastic sheat) yang menutupi lubang batang pipa besi.
3.    Plastic Sheat dan Plastic Gloves
Plastic Sheat merupakan selubung plastik steril yang digunakan untuk membungkus insemination gun, agar tidak kotor waktu dimasukkan ke dalam vulva sampai pada posisi deposisi semen juga sebagai penahan straw agar tidak lepas dari insemination gun sewaktu insenminasi dilaksanakan.
4.    Plastic Gloves merupakan sarung tangan plastik yang digunakan untuk membungkus tangan pada waktu palpasi rektal agar tangan tidak terkena kotoran sapi.
5.    Pinset dan Gunting
Pinset digunakan untuk mengambil straw dari termos lapang, sedangkan gunting digunakan untuk memotong ujung factory plug pada straw.
Bahan :
1.      Sapi Betina sedang Birahi

d.      Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 13 April 2013 pukul 14.00 s/d pukul 16.00 di Sub Kampus SMK N 1 Plampang AKNS PDD Politeknik Pertanian Kupang.

TINJAUAN PUSTAKA

Organ Reproduksi Sapi Betina
Organ reproduksi betina, organ reproduksi primer, ovaria, menghasilkan ovarium dan hormon-hormon kelamin betina. Organ-organ sekunder  atau saluran reproduksi terdiri dari tuba fallopi (oviduct), uterus, cervix, vagina dan vulva. (Dellman, 1992).Secara anatomik alat reproduksi betina terdiri dari gonad atau ovarium, saluran-saluran reproduksi, dan alat kelamin luar (Partodiharjo,1992).
1.      Ovarium
Ovarium pada sapi berbentuk bulat telur. Ukurannya relatif kecil dibanding dengan besar tubuhnya. Ukurannya adalah panjang 2 sampai 3 cm, lebar 1 sampai 2 cm, tebal 1 sampai 2 cm, dan beratnya berkisar antara 15 sampai 19 gram. Ovarium digantung oleh alat penggantung mesovarium dan ligamentum utero ovarika (Hardjopranjoto, 1995). Ovarium tertinggal di dalam cavum abdominalis. Ovarium mempunyai dua fungsi, sebagai organ eksokrin yang menghasilkan sel telur atau ovum dan sebagai organ endokrin yang mensekresikan hormon kelamin betina estrogen dan progesterone (Santoso, 2009).
2.      Oviduct
Oviduct merupakan bagian yang berperan penting dalam peristiwa kopulasi saat proses reproduksi. Oviduct terdapat sepasang (kiri dan kanan) dan merupakan saluran kecil berkelok-kelok membentang dari depan ovarium berlanjut ke tanduk uterus. Oviduct sendiri terdiri dari tiga bagian yaitu infundibulum, ampula, dan isthmus. Pada masing-masing bagian memiliki keunikan tersendiri, seperti misalnya bagian infundibulum, bagian ujung infundibulum terdapat jumbai-jumbai yang disebut fimbria. Bagian isthmus dengan ampuladibatasi oleh suatu ampulari ismic junction yang berperan dalam pembuahan, sedangkan batas antara isthmus dengan uterus adalah uteri tubal junction.(Hafez, 1993)7
Ampula bagian cauda merupakan tempat terjadinya pembuahan. Dalam ampulaaktivitas silia merupakan kekuatan utama untuk menggerakkan ovum kearah isthmus, tetapi  pada beberapa spesies kontraksi otot juga berperan. Meskipun spermatozoa berkembang dalam saluran reproduksi jantan, kemampuan membuahi pada hewan piaraan hanya dapat dicapai setelah kapasitasi dalam tuba uterina (Dellman dan Brown, 1992). Pembuahan yaitu persatuan antara sel telur dan sperma, terjadi disepertiga bagian atas dari oviduct (Blakely dan Bade, 1991).
3.      Uterus
Uterus merupakan bagian saluran alat kelamin betina yang berbentuk buluh, berurat daging licin, untuk menerima ova yang telah dibuahi atau embrio dari tuba falopii (Hardjopranjoto, 1995). Uterus merupakan tempat implantasi konseptus (zigot yang telah berkembang menjadi embrio) (Dellman dan Brown, 1992). Fungsi uterus adalah sebagai jalannya sperma pada saat kopulasi dan motilitas (pergerakan) sperma ke tuba falopii dibantu dengan kerja yang sifatnya kontraktil. Uterus juga berperan besra dalam mendorong fetus serta membrannya pada saat kelahiran (Hunter, 1995).
Panjang corpus uteri berkisar antara 2 sampai 4 cm, sedangkan panjang cornua uteriberkisar 35 sampai 40 cm (Frandson, 1992). Dinding uterus terdiri dari tiga lapis yaitu 1)endometrium, 2) tunica muscularis atau miometrium, 3) tunica serosa atau perimetrium. Pada ruminansia, terdapat endometrim dengan penebalan terbatas, disebut karankula. Karankula ini banyak mengandung fibroblast dan vasikularisasinya ekstensif (Dellman dan Brown, 1992).Karankula adalah tonjolan-tonjolan yang menyerupai bentuk cendawan dari permukaan dalam uterus ruminansia yang merupakan tempat perlekatan membran fetus (Frandson, 1992).
Miometrium merupakan lapisan di bawah endometrium, terdiri dari urat daging licin melingkar (sirkuler) kuat disebelah dalam dan yang memanjang (longitudinal) disebelah luar. Antara endometrium dan miometrium ada lapisan vascular, yang banyak ditemukan pembuluh darah kapiler. Lapisan perimetrium atau lapisan serosa adalah lapisan terluar dari dinding uterus (Hardjopranjoto, 1995).


4.      Serviks
Serviks merupakan suatu struktur yang mempunyai sfingter (sphincter) yang memisahkan rongga uterin dengan rongga vagina. Fungsi pokok serviks adalah untuk menutup uterus guna melindungi masuknya invasi bakteri maupun masuknya bahan-bahan asing.Sfingter itu tetap dalam keadaan tertutup kecuali pada saat kelahiran (Hardjopranjoto, 1995)
 Selama birahi dan kopulasi, serviks berperan sebagai jalan masuknya sperma. Jika kemudian terjadi kebuntingan, saluran uterin itu tetutup dengan sempurna guna melindungi fetus. Beberapa saat sebelum kelahiran, pintu itu mulai terbuka, serviks mengembang, hingga fetus dan membran dapat melaluinya pada saat kelahiran (Hardjopranjoto, 1995).
 Serviks pada sapi panjangnya antara 5 sampai 10 cm mempunyai diameter  antara 2 sampai 6,5 cm. Pada bagian depan terdapat mulut sebelah dalam (orificium uteri internum) bagian belakangnya terdapat mulut sebelah luar (orificium uteri eksterna) atau sering disebut juga disebut sebagai mulut vagina (orificium vaginae) (Hardjopranjoto, 1995).
5.      Vagina
Vagina adalah bagian saluran peranakan yang terletak di dalam pelvis di antara uterus (arah kranial) dan vulva (kaudal). Vagina juga berperan sebagai selaput yang menerima penis dari hewan jantan pada saat kopulasi (Frandson, 1992). Vagina merupakan buluh berotot yang menjulur dari serviks sampai vestibulum (Dellman dan Brown, 1992).
6.      Vulva
Organ reproduksi bagian luar hewan betina terdiri atas vulva dan klistoris. Vulva terdiri dari atas Labia mayora dan labia minoraLabia mayora berwarna hitam dan tertutupi oleh rambut. Labia mayora merupakan bagian terluar dari vulva. Sedangkan bagian dalam vulva yang tidak terdapat rambut yaitu labia minora.  (Bearden and Fuquay, 1997).
7.      Klitoris
Alat reproduksi bagian luar terdapat banyak ujung syaraf perasa. Syaraf perasa memegang peranan penting pada waktu kopulasi. Klitoris terdiri dari korpora kavernosa klitoridis yang bersifat erektil, glans klitoridis yang rudimenter dan praeputium klitoridis. (Dellmann, 1992)



PEMBAHASAN

a.      Deteksi Birahi
Deteksi birahi yang tepat adalah kunci utama keberhasilan Inseminasi Buatan, selanjutnya adalah kecepatan dan ketepatan pelayanan Inseminasi Buatan itu sendiri dilaksanakan.
Keterlambatan pelayanan Inseminasi Buatan (IB) akan berakibat pada kerugian waktu yang cukup lama. Jarak antara satu birahi ke birahi selanjutnya adalah kira-kira 21 hari sehingga bila satu birahi terlewati maka kita masih harus menunggu 21 hari lagi untuk melaksanakan Inseminasi Buatan (IB) selanjutnya. Kegagalan kebuntingan setelah pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) juga akan berakibat pada terbuangnya waktu percuma, selain kerugian materiil dan immateriil karena terbuangnya semen cair dan alat pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB)
Tanda - tanda birahi pada sapi betina adalah :
1.         Ternak gelisah
2.         Sering berteriak
3.         Suka menaiki dan dinaiki sesamanya
4.         Vulva : bengkak, berwarna merah, bila diraba terasa hangat,
5.         Dari vulva keluar lendir yang bening dan tidak berwarna
6.         Nafsu makan berkurang
Gejala - gejala birahi ini memang harus diperhatikan minimal 2 kali sehari oleh pemilik ternak. Jika tanda-tanda birahi sudah muncul maka pemilik ternak tersebut tidak boleh menunda laporan kepada petugas inseminator agar sapinya masih dapat memperoleh pelayanan Inseminasi Buatan (IB) tepat pada waktunya. Sapi dara umumnya lebih menunjukkan gejala yang jelas dibandingkan dengan sapi yang telah beranak.

b.      Waktu melakukan Inseminasi Buatan (IB)
Pada waktu di Inseminasi Buatan (IB) ternak harus dalam keadaan birahi, karena pada saat itu liang leher rahim (servix) pada posisi yang terbuka. Menurut (Foote, 1999) waktu yang tepat pelaksanaan IB adalah 5 sampai 14 jam setelah tanda-tanda estrus muncul. Pelaksanaan IB pada waktu tersebut akan menghasilkan angka konsepsi yang tinggi. Lebih lanjut Anderson (2004), menyatakan bahwa estrus merupakan waktu ternak betina menerima kehadiran pejantan dan umumnya berlangsung 14 sampai 18 jam.

Kemungkinan terjadinya konsepsi (kebuntingan) bila diinseminasi pada periode-periode tertentu dari birahi telah dihitung oleh para ahli, perkiraannya adalah :
·      permulaan birahi : 44%
·      pertengahan birahi : 82%
·      akhir birahi : 75%
·      6 jam sesudah birahi : 62,5%
·      12 jam sesudah birahi : 32,5%
·      18 jam sesudah birahi : 28%
·      24 jam sesudah birahi : 12

c.      Langkah kerja melakukan Inseminasi Buatan (IB)


a.       Sebelum melaksanakan prosedur Inseminasi Buatan (IB)  maka semen harus dicairkan (thawing) terlebih dahulu dengan mengeluarkan semen beku dari nitrogen cair dan memasukkannya dalam air hangat atau meletakkannya dibawah air yang mengalir. Suhu untuk thawing yang baik adalah 37oC. Jadi semen/straw tersebut dimasukkan dalam air dengan suhu badan 37 oC, selama 7-18 detik.
b.      Setelah dithawing, straw dikeluarkan dari air kemudian dikeringkan dengan tissue.
c.       Kemudian straw dimasukkan dalam gun, dan ujung yang mencuat dipotong dengan menggunakan gunting bersih
d.      Setelah itu Plastic sheath dimasukkan pada gun yang sudah berisi semen beku/straw
e.       Sapi dipersiapkan (dimasukkan) dalam kandang jepit, dan diikat sesuai keperluan untuk mempermudah pengerjaan Inseminasi Buatan.
f.       Petugas Inseminasi Buatan (IB)  memakai sarung tangan (glove) pada tangan yang akan dimasukkan ke dalam rektum
g.      Tangan petugas Inseminasi Buatan (IB) dimasukkan ke rektum, hingga dapat menjangkau dan memegang leher rahim (servix), apabila dalam rektum banyak kotoran  harus dikeluarkan lebih dahulu. Selanjutnuya dengan perlahan untuk mencari cervix. Setelah cervix ditemukan, lalu dipegang tangan kiri
h.      Insemination gun yang telah terisi semen  dimasukkan kedalam vulva dengan arah miring keatas kurang lebih 40ยบ, selanjutnya tangan kiri membantu ujung insemination gun memasuki lumen cervix sampai pangkal corpus uteri (posisi 4). Semen dideposisikan secara pelan-pelan kurang lebih 0,5cm dari ujung cervix atau pada pangkal corpus uteri (posisi 4). Setelah semua prosedur tersebut dilaksanakan maka keluarkanlah gun dari uterus dan servix dengan perlahan-lahan sembari dipijat-pijat dengan lembut.







KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Dengan adanya teknologi Inseminasi Buatan terdapat banyak sekali Keuntuangan yang dirasakan oleh peternak diantaranya :
1.      Menghemat biaya pemeliharaan ternak jantan;
2.      Dapat mengatur jarak kelahiran ternak dengan baik;
3.      Mencegah terjadinya kawin sedarah pada sapi betina (inbreeding);
4.      Dengan peralatan dan teknologi yang baik spermatozoa dapat simpan dalam jangka waktu yang lama;
5.      Semen beku masih dapat dipakai untuk beberapa tahun kemudian walaupun pejantan telah mati;
6.      Menghindari kecelakaan yang sering terjadi pada saat perkawinan karena fisik pejantan terlalu besar;
7.      Menghindari ternak dari penularan penyakit terutama penyakit yang ditularkan dengan hubungan kelamin.

Saran
Salah satu cara yang sederhana dan murah untuk membantu petani untuk mendeteksi birahi, adalah dengan memberi cat diatas ekor, bila sapi betina minta kawin (birahi) cat akan kotor / pudar / menghilang karena gesekan akibat dinaiki oleh betina yang lain.
Dalam melakukan Inseminasi buatan harus dilakukan dengan hati-hati. Disarankan kepada teman-teman yang belum ahli supaya jangan melakukan IB karena akan merusak organ reproduksi  ternak, yang mengakibatkan sapi mandul permanen.